Aeromodelling
merupakan hobi yang diminati banyak kalangan. Namun, hobi ini tergolong
mahal karena memang untuk mendapatkan mesin yang bisa terbang serta di kontrol
bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan pengetahuan, serta airframe/kit
yang berkualitas dan memiliki performa tinggi kebanyakan diproduksi di luar negeri.
selain harga barangnya yang mahal, biaya import juga menjadi masalah tersendiri
pada kalangan hobi menengah kebawah sehingga banyak aeromodeller memutuskan untuk
membuat sendiri airframe pesawat aeromodelling mereka.
Adapun
material atau bahan yang biasa digunakan dalam membuat airframe aeromodelling adalah
polyfoam, styrofoam, balsa, EPO foam, fiberglass serta carbon fiber yang mana
masing-masing bahan memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Sebenarnya, banyak sekali jenis material yang digunakan dalam pembuatan kit aeromodelling yang tidak dapat dijelaskan satu persatu dalam artikel ini, berikut ini adalah yang paling umum dijumpai di lapangan.
1.
Polyfoam
Polyfoam atau
sering disebut depron pada dasarnya adalah nama pasar dari styrofoam padat
(densitas tinggi) yang tersedia pada ketebalan hingga 2mm. Polyfoam biasa
digunakan untuk insulasi ruangan agar panas/dingin tidak keluar dari ruangan.
Bahan ini memiliki sifat yang sangat kaku namun cukup ringan serta mudah
dipotong-potong sesuai kreatifitas sehingga ideal untuk bahan
aeromodelling.
Cukup disambung dengan lem tembak (glue gun) atau dengan lem berbasis epoxy
(araldite, dexton, dll) dan biasanya menggunakan rangka penguat berupa triplek
(polywood). Pesawat aeromodelling
dengan bahan ini dapat menghasilkan airframe yang sangat ringan. Kekurangan
dari bahan polyfoam adalah sifatnya yang sekali patah maka patahan akan sangat
fatal dan melebar dengan cepat sehingga terkadang sudah tidak layak digunakan
lagi dan harus membuat baru. kekerasanya kurang tinggi, sehingga mudah tergores
atau cacat pada permukaanya. Adapun kesulitan dalam mendesain pesawat polyfoam
adalah karena polyfoam berupa lembaran, maka membatasi pembuat untuk mendesain
dengan hasil akhir yang berbentuk kotak-kotak. Kemudian, bahan ini tidak dapat
dilem dengan sembarang lem, misalkan lem CA dapat melelehkan bahan ini. Namun,
ditangan seniman yang sudah handal, hal tersebut bukanlah batasan.
2.
Styrofoam
Styrofoam atau expanded polystrine sering disebut juga
dengan gabus adalah bahan yang didominasi oleh udara didalamnya, sehingga
sangat ringan dan mudah dibentuk. Tidak seperti polyfoam, styrofoam tersedia
dalam ketebalan dalam orde sentimeter sehingga dalam desainya sering digunakan
tumpukan styrofoam yang diamplas hingga terbentuk kurva yang diinginkan. Dengan
proses pengamplasan tersebut, bahan ini dapat menghasilkan hasil akhir dengan
lekukan yang sangat baik dan kontinyu kemudian mudah diberi warna dengan
ditempeli kertas minyak yang tipis maupun dicat dengan campuran cat kayu. Material
styrofoam cukup diminati karena kemudahanya dalam menemukan material tersebut
di toko alat tulis biasa ataupun toko khusus yang menjual styrofoam dengan spesifikasi
tertentu. Namun karena sifat bahan ini tidak sekaku dan sekeras polyfoam,
sehingga kerusakan saat terjadi crash dapat sangat fatal dan bisa hancur
menjadi bagian-bagian kecil. serta permukaanya mudah rusak saat dibawa mobilitas
ataupun dilapangan, hanya dapat dilem dengan lem tertentu karena mudah leleh,
serta bahan ini umumnya hanya dibuat sebagai fuselage karena dengan desain yang
salah, jika digunakan pada sayap sangat beresiko patah saat terbang.
3.
Balsa
Kayu balsa
merupakan jenis kayu yang sangat ringan dan mudah untuk dibentuk, biasa
digunakan untuk membuat maquete arsitektur dan tentu saja pesawat aeromodelling
dengan kombinasi skin dari monokote. Pembuatan model pesawat dengan balsa dan
skin monokote dapat menghasilkan airframe yang memiliki kurva yang rumit
sehingga hasilnya sangat bagus. Namun, pembuatan model dengan balsa memerlukan
keahlian dalam membentuk rangka airframe dan merakitnya dengan benar dan
kemudian akan ditempel skin yang biasanya pada pesawat berperforma tinggi
dilakukan dengan laser cutting.
Adapun kelemahan dari model ini adalah secara umum relatif lebih berat dari
pesawat berbahan styrofoam maupun polyfoam, skin mudah jebol karena tipis, serta
lebih rumit pembuatanya dan relatif mahal.
4.
EPO
foam
Expanded
polyolefin atau disingkat EPO adalah bahan yang sering digunakan untuk membuat
pesawat aeromodelling pabrikan secara masal, karena kemudahanya untuk dicetak
menggunakan cetakan panas dan menghasilkan tingkat produksi yang tinggi pada
skala pabrik. Walaupun sekilas terlihat seperti styrofoam, bahan ini memiliki
sifat mekanis yang sangat berbeda, yaitu kuat dan keras serta tentu saja
ringan. Bahan ini juga terkenal akan kehandalanya saat terjadi crash.
5.
Fiberglass
Bahan komposit
yang biasa digunakan dalam membuat pesawat aeromodelling adalah serat gelas
atau fiberglass, yaitu kombinasi antara serat-serat gelas yang sangat kecil dan
sangat kuat yang diikat dengan resin. Bahan fiberglass memiliki kekuatan dan kemampuan
menahan beban kejut (benturan) yang sangat tinggi dibanding material yang lain,
selain itu bahan ini juga sangat keras sehingga tidak akan cacat saat dibawa
mobilitas ke lapangan bahkan crash. Secara estetika, airframe dengan bahan
fiberglass mampu dibentuk sangat mirip dengan detail pesawat asli dan dapat
dicat dengan mudah dan paling bagus relatif terhadap bahan lain sehingga banyak
diminati kalangan profesional. Kelemahan fiberglass adalah proses pembuatanya
yang relatif rumit terhadap bahan lain karena memerlukan proses yang panjang
dan pengetahuan yang cukup serta secara umum menghasilkan airframe yang sangat
berat jika pembuatanya tidak tepat. Bahan fiberglass sangat sering digunakan
untuk airframe profesional seperti UAV militer bahkan pesawat sekelas cessna
dan glider juga menggunakan material ini.
6.
Carbon
fiber
Bahan carbon fiber
adalah material paling kuat yang digunakan untuk mendesain pesawat
aeromodelling namun juga paling mahal, karena bahan ini memang didesain untuk
menahan beban yang sangat tinggi, sangat kaku serta sangat keras. Pada dasarnya
pembuatan bahan ini identik dengan fiberglass hanya saja berbeda serat
penyusunya. Bahan karbon fiber sangat khas dengan warna hitam rajutan yang sangat
bagus sehingga terkadang tidak dicat untuk menunjukkan penggunaan bahan ini.
Namun, dalam dunia aeromodelling karbon fiber jarang digunakan karena selain
harganya yang mahal untuk level hobi pemula, sifatnya yang mampu mengurangi
sinyal radio dapat mengganggu transmisi sinyal dari remote ke recheiver sehingga kebanyakan hanya
digunakan untuk membuat sayap atau memasang recheiver
dengan cara tertentu. Pesawat aeromodelling gider tingkat profesional,
aeromododelling jet dengan manuver extrim bahkan pesawat skala besar banyak menggunakan
bahan ini.
Adapun
selain bahan-bahan utama diatas, bahan tripleks dan aluminium dalam bentuk
profil sering digunakan untuk membuat rangka ataupun spar pesawat
aeromodelling.
joss
ReplyDeletemantap gan
ReplyDeletePake polyfoam ternyata bisa ya gan? Mantapmantap gan..
ReplyDeleteMantap gan mantap..!
ReplyDeletemagelangaeromodeling.blogspot.com
ReplyDeletemakasih gan udah mampir
Delete