Pemilihan propeller pada pesawat
aeromodelling sebenarnya adalah hal yang fleksibel dan biasanya memerlukan
trial and eror serta pengalaman dilapangan. Dalam artikel ini akan dijelaskan
konsep secara umum dalam menentukan propeller yang tepat untuk pesawat
aeromodelling. Dapat dikatakan, pemilihan propeller sangatlah penting dalam
menentukan performa terbang dari pesawat, bahkan kemungkinan terburuk yang
mungkin terjadi adalah kerusakan pada komponen pesawat, hal ini terutama dapat
terjadi pada pesawat elektrik.Pemilihan propeller yang paling tepat adalah
mengikuti rekomendasi dari motor/engine yang disediakan oleh pembuat komponen
tersebut, namun pemahaman tentang konsep propeller ini penting bagi
aeromodeller.
http://www.pilotfriend.com/training/flight_training/fxd_wing/images/46.jpg |
Kemudian, dua hal penting yang
harus diketahui dalam memilih propeller adalah diameter dan pitch. Diameter,
seperti namanya adalah diameter dari propeller tersebut saat berputar, atau
dapat dikatakan panjang propeller dari ujung ke ujung. Kemudian, pitch adalah
ukuran seberapa besar jarak yang ditempuh propeller/pesawat akan bergerak di
udara dalam satu putaran propeller dalam satuan inci. Nilai dari pitch ini
hanyalah angka teoritis, karena pada kondisi nyata, banyak sekali faktor yang
mempengaruhi jarak tempuh pesawat tiap satu putaran propeller, seperti material
propeller, efisiensi, kondisi udara dan lain-lain. Semakin besar nilai pitch,
maka pesawat akan bergerak semakin cepat.
Salah satu cara untuk
membayangkan pitch dari propeller adalah dengan mengibaratkannya sebagai
sekrup. Sekrup dengan ulir yang kasar akan menempuh jarak yang lebih jauh dalam
satu putaran daripada sekrup yang memiliki ulir halus seperti dijelaskan pada
gambar berikut ini :
Karena prinsip kerjanya yang mirip dengan sekrup yang
bergerak di udara tersebut, tidak jarang propeller disebut dengan airscrews.
Kemudian diameter dari propeller
secara umum mempengaruhi thrust yang
dihasilkan serta mempengaruhi RPM dari mesin, selain itu diameter propeller
juga sangat mempengaruhi kebisingan yang dihalikan oleh propeller, terkadang
propeller lebih bising daripada mesinya. Diameter propeller yang besar
mengurangi RPM (kecepatan putar) dari mesin karena membutuhkan daya yang besar,
karena penurunan RPM tersebut, propeller dengan diameter besar lebih tidak
berisik dari propeller kecil.
Adapun, pitch dan diameter
propeller biasanya tertulis pada propeller dengan bentuk diameter x pitch. Misalkan
propeller dengan tulisan 10x8 mengindikasikan bahwa propeller tersebut memiliki
diamater 10 inci dan pitch 8 inci.
Pada pesawat dengan engine/mesin
bakar, berikut ini adalah contoh pemilihan propeller berdasarkan grafik yang
diambil dari top flight. Pada contoh
berikut, dipilih mesin A.90 maka berdasarkan grafik, dipilih propeller dengan
spesifikasi antara 13x6 sampai 15x8.
Adapun pada pesawat elektrik, pemilihan
propeller menjadi sangat penting. Pada pesawat engine, pemilihan propeller yang
salah hanya mengakibatkan engine menjadi stall dan menurunkan performa,
sedangkan pada pesawat elektrik, propeller yang salah tidak akan membuat mesin
stall, yang mana memaksa motor untuk tetap bekerja hingga mungkin ESC bisa overheat. Propeller yang lebih kecil
akan lebih aman untuk komponen elektronik namun tentu saja performanya akan
kurang. Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah mengikuti rekomendasi pembuat
motor. Adapun secara teoritis, pemilihan propeller dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan dan grafik berikut ini :
Efisiensi propeller :
Perhitungan dapat dilakukan
dengan menggunakan bantuan grafik berikut ini
Grafik diatas diambil berdasarkan data propeller pada umumnya, grafik dapat berbeda pada pembuat propeller yang berbeda. Garis yang berbeda pada grafik diatas menunjukkan perbedaan pitch/Diameter. Angka yang tertulis pada propeller adalah diameter x pitch (dalam inch).
Isu yang sering dipertimbangkan
dalam pemilihan propeller adalah jumlah bilah. Pada umumnya, bilah propeller pesawat
aeromodelling berjumlah dua. Namun, dapat juga ditemui propeller dengan tiga hingga
empat bilah. Secara umum, semakin banyak bilah, maka propeller akan semakin
tidak efisien karena turbulen yang dihasilkan lebih besar. Secara teori,
propeller yang paling efisien adalah propeller dengan satu bilah, namun
propeller tersebut tidak mungkin stabil saat berputar, kecuali diberi pemberat.
Adapun propeller dengan bilah lebih dari dua digunakan untuk pesawat skala
sehingga didapatkan bentuk skala yang sempurna, serta dengan jumlah bilah
semakin banyak secara umum dapat dipilih diameter dan pitch yang lebih kecil.
Namun, isu yang paling sering dipertimbangkan adalah ground effect serta tinggi propeller terhadap tanah lah yang
membatasi ukuran propeller tersebut.
No comments:
Post a Comment